Syaikh Ahmad Ad-Da’ur :Ulama yang Mengubah Sumpah Jabatan -->

Kategori Berita

Iklan Semua Halaman

Syaikh Ahmad Ad-Da’ur :Ulama yang Mengubah Sumpah Jabatan

Thursday, August 7, 2014
Syaikh Ahmad Ad-Daur lahir pada tahun 1909. Beliau memasuki Al-Azhar pada tahun 1930 dan menggondol ijazah Al-’Alamiyah dari universitas tersebut pada tahun 1934. Di sanalah beliau bertemu dan berkenalan dengan Asy-Syaikh Taqiyyuddin An-Nabhani. Setelah itu beliau bekerja sebagai seorang guru kemudian menjadi penulis di Mahkamah Syar’iah di Jenin lalu di Nablus.
ahmad ad da'urSyaikh Ahmad Ad-Da’ur bergabung dengan Hizbut Tahrir, partai yang berusaha mengembalikan Khilafah ‘ala minhajin Nubuwwah melalui aktivitas pemikiran dan politik. Pada tahun 1954 beliau mencalonkan diri dalam pemilu dewan perwakilan, dan beliau berhasil menjadi anggota parlemen sebagai wakil dari daerah Tulkarem dan Qalqiliyah. Langkah ini ditempuh untuk menjelaskan pemikiran-pemikiran, pandangan-pandangan, perkara-perkara yang diadopsi dan jalan yang ditempuh oleh partainya, di samping juga untuk menyingkap kedok para pengkhianat dan pengkhianatan mereka, serta untuk menyerang sistem-sistem pemerintahan rusak baik di Yordania maupun Negeri-negeri Islam, beliau menjelaskan bahwa semua itu merupakan sistem yang dibuat oleh kaum kafir di negeri-negeri kaum muslimin. Kemudian beliau mencalonkan diri pada pemilu tahun 1956 dan berhasil, sehingga bertambah keraslah tekanan dan peringatan terhadap beliau, demikian pula iming-iming dan ancaman, namun semua itu tidak mampu mengubah beliau sedikit pun.

Saat itu, ketika beliau mendapat giliran untuk mengucapkan sumpah di parlemen Yordania, Syaikh Ahmad ad-Da’ur -wakil Hizbut Tahrir di Parlemen Yordania- mengubah redaksi sumpah tersebut, yang seharusnya berbunyi:
“Aku bersumpah kepada Allah yang Maha Agung untuk menjaga Undang-Undang Dasar dan melindungi kepentingan rakyat serta untuk setia kepada raja dan tanah air.”
Beliau ubah dengan perkataan:
“Aku bersumpah kepada Allah yang Maha Agung untuk menjadi penjaga Islam yang terpercaya, menegakkan Syariat Allah, dan terikat dengan Undang-undang Dasar yang digali dari Kitabullah dan Sunnah RasulNya, serta untuk membela kepentingan umat, menjaga kesatuan dan akidahnya, dan Allah menjadi saksi atas apa yang aku katakan.”
Majelis menjadi riuh, sang wakil pun, yaitu Ahmad Ad-Da’ur, dibawa ke pengadilan dan dihadapkan kepada raja Husain yang kemudian memberikan peringatan atas apa yang beliau lakukan. Maka Ad-Da’ur pun menjawabnya, “Besok, Anda akan berjumpa dengan Allah dan Dia akan menanyai Anda tentang segala yang menjadi tanggungjawab Anda. Dan jika Anda tidak memerintah dengan apa yang diturunkan oleh Allah maka Anda adalah orang fasiq, atau zhalim atau kafir.” Maka Raja Husain memberi perintah untuk memenjarakan beliau.
Ahmad Ad-Da’ur telah merasakan hidup di berbagai penjara di Yordania, mulai dari penjara Arihaa (Jericho), penjara Al-Karak, penjara Ath-Thafilah, sampai dibuang ke “H4″ (sebuah pengasingan di padang pasir). Setelah itu dipenjarakan di Zarqaa’ kemudian di penjara pusat di Aman. Pernah mencoba keluar dari Yordania ke Suriah secara diam-diam, namun tertangkap dan dikembalikan ke Yordania. Beliau pernah dijatuhi hukuman mati karena tuduhan usaha kudeta pada tahun 1968. Beliau telah menanggung penyiksaan yang berat dari para agen rezim kufur dan khianat. Beliau keluar dari penjara pada tahun 1971. Beliau memesan pasport pada tahun 1984 dan tinggal di kediaman beliau sampai wafat pada malam Jumat, 22 Rabi’u Tsani 1422 H atau 13 Juli 2001 M.
Sumber (dengan perubahan) : http://www.yaeni.com/news/news/30826//#.U8qGeOOSx8c
- See more at: http://www.titokpriastomo.com/tokoh/tokoh-hizbut-tahrir-syaikh-ahmad-ad-daur.html#sthash.yANFxEA6.sQ3QXPOg.dpuf