
Surabaya,Peristiwa Alquran raksasa tiban sempat menggegerkan Warga Desa
Glagaharum, Sidoarjo, Jawa Timur. Saksi menceritakan tiba-tiba Alquran
berukuran besar sekitar 2 meter x 2,40 meter dengan tebal sekitar 15
centimeter tersebut, jatuh di depan rumah Anang Asriyanto saat sedang
menggelar istigosah.
Berita menghebohkan ini menyebar dengan cepat. Alhasil, rumah Anang yang biasanya sepi, mendadak ramai dikunjungi warga sekitar. Bahkan ada yang datang dari luar kota.
Berita menghebohkan ini menyebar dengan cepat. Alhasil, rumah Anang yang biasanya sepi, mendadak ramai dikunjungi warga sekitar. Bahkan ada yang datang dari luar kota.
Anang menegaskan dan berusaha menyakinkan bahwa peristiwa yang terjadi di rumahnya tersebut benar adanya, tanpa adanya rekayasa.
"Huruf hijaiyah Alquran juga tertulis sempurna. Hanya saja, kertas kitab suci itu terlihat ada sobekan dan kertasnya agak rapuh. Dugaan melihat tinta Alquran, usianya bisa mencapai ratusan tahun," kata Anang, Senin (12/1).
Pernyataan Anang tidak lantas membuat semua pihak yakin. Ulama di Jawa Timur termasuk MUI, berusaha membongkar dan mencari fakta sebenarnya di balik peristiwa itu. Rapat dengan melibatkan semua pihak yang berkepentingan; ulama, perwakilan pemerintah daerah setempat, hingga Anang juga dihadirkan di rapat.
Akhirnya, rapat membongkar peristiwa di balik Alquran raksasa tiban tersebut. Seperti apa ceritanya,
Dalam rapat yang digelar MUI Sidoarjo, Anang dicecar seputar
peristiwa Alquran raksasa. Akhirnya pelaku mengakui semua perbuatannya,
bahwa keberadaan Alquran raksasa bukan fenomena gaib, bukan turun dari
langit. Tetapi sengaja diatur agar seperti kejadian tidak biasa.
"Anang membeli Alquran tersebut Rp 42 juta. Dia sudah mengaku dan menandatangani pernyataan tidak akan meminta ganti terkait akan dibakarnya Alquran," kata Ketum MUI Sidoarjo Usman Bahri kepada merdeka.com, Kamis (29/1).
MUI awalnya berencana akan melaporkan pelaku ke polisi, karena dinilai perbuatan pelaku melakukan kesalahan luar biasa menyangkut kemaslahatan umat Islam.
"Katanya membeli dari Andi Desa Cangkring, Candi (Sidoarjo). Dia beli dari perantara," kata Usman di ujung sambungan telepon.
"Anang membeli Alquran tersebut Rp 42 juta. Dia sudah mengaku dan menandatangani pernyataan tidak akan meminta ganti terkait akan dibakarnya Alquran," kata Ketum MUI Sidoarjo Usman Bahri kepada merdeka.com, Kamis (29/1).
MUI awalnya berencana akan melaporkan pelaku ke polisi, karena dinilai perbuatan pelaku melakukan kesalahan luar biasa menyangkut kemaslahatan umat Islam.
"Katanya membeli dari Andi Desa Cangkring, Candi (Sidoarjo). Dia beli dari perantara," kata Usman di ujung sambungan telepon.
Untuk menghindari munculnya keyakinan yang menyimpang, MUI
Sidoarjo melakukan penelitian terhadap Alquran raksasa. Ketua MUI
Sidoarjo KH Usman Bahri mengambil alih penyimpanannya dari rumah Anang
ke Kantor MUI Sidoarjo.
Usman mengatakan, saat datang ke lokasi penemuan Al Quran raksasa bersampul kertas warna hitam itu, dia juga membawa Alquran ukuran kecil untuk membandingkan atau mencocokkan huruf hijaiyah dan lafaz-lafaznya.
"Setelah kita teliti dan kita cocokkan huruf-hurufnya dengan kitab kecil, ternyata ada kelebihan ayat pada surah Albaqarah. Pada ayat keempat surah tersebut, ada bunyi unzila yang ditulis dua kali secara berjajar," katanya.
Usman mengatakan, saat datang ke lokasi penemuan Al Quran raksasa bersampul kertas warna hitam itu, dia juga membawa Alquran ukuran kecil untuk membandingkan atau mencocokkan huruf hijaiyah dan lafaz-lafaznya.
"Setelah kita teliti dan kita cocokkan huruf-hurufnya dengan kitab kecil, ternyata ada kelebihan ayat pada surah Albaqarah. Pada ayat keempat surah tersebut, ada bunyi unzila yang ditulis dua kali secara berjajar," katanya.
MUI Sidoarjo akan membakar Alquran raksasa tiban. Ketua MUI Sidoarjo
Usman Bahri mengatakan banyak kesalahan dalam Alquran yang diduga jatuh
dari langit tersebut.
"Iya keputusan rapat terakhir harus dimusnahkan, harus dibakar sampai habis ludes. Agar tidak menimbulkan kemusyrikan. Itu salah semua," kata Ustaz Usman kepada merdeka.com, Kamis (29/1).
Kesalahan Alquran raksasa tiban kompleks. Selain salah kalimat dan harokat, juga penyusunan juz.
Keputusan memusnahkan Alquran ini merupakan hasil kesepakatan dalam rapat yang digelar MUI Sidoarjo bersama para ulama, perwakilan pemerintah daerah dan pelaku atau pemilik rumah Anang Asriyansah, yang digelar kemarin. (Merdeka)
"Iya keputusan rapat terakhir harus dimusnahkan, harus dibakar sampai habis ludes. Agar tidak menimbulkan kemusyrikan. Itu salah semua," kata Ustaz Usman kepada merdeka.com, Kamis (29/1).
Kesalahan Alquran raksasa tiban kompleks. Selain salah kalimat dan harokat, juga penyusunan juz.
Keputusan memusnahkan Alquran ini merupakan hasil kesepakatan dalam rapat yang digelar MUI Sidoarjo bersama para ulama, perwakilan pemerintah daerah dan pelaku atau pemilik rumah Anang Asriyansah, yang digelar kemarin. (Merdeka)