
Pihak berwenang mengatakan bahwa insiden itu terjadi ketika tiga pria itu menolak ditangkap dan melawan dengan pisau dan kapak.
Jume Tahir dibunuh di pada Rabu pagi pukul 06:58 setelah melaksanakan sholat subuh, menurut Xinhua News Agency.
Alasan kematiannya masih belum jelas.
Jume Tahir, 74 tahun telah ditunjuk oleh Negara untuk menjadi imam di Masjid kuno Id Kah di Kashgar, Turkestan Timur (Daerah Otonomi Xinjiang Uighur), sejak tahun 2003. Pada hari Selasa, beliau telah memimpin solat Idul Fitri di masjid.
Masjid yang telah berusia 600 tahun itu didatangi lebih dari 2.000 jamaah tiap harinya, tetapi pada acara keagamaan yang penting bisa didatangi hingga 20.000 jamaah.
Xinhua melaporkan bahwa menurut polisi, tiga tersangka – Memetjan Remutillan, Turghun Tursun, dan Nurmemet Abidilimit – berencana untuk "melakukan sesuatu yang besar" untuk meningkatkan pengaruh mereka.
Ketiganya diketahui berasal dari kaum minoritas Uighur – kelompok minoritas etnis Muslim yang berbicara bahasa Turki, banyak dari mereka yang mengagitasi untuk kemerdekaan dan menuduh pemerintah China melakukan pelanggaran hak asasi manusia dan diskriminasi terhadap etnis Uighur.
Tahir juga wakil Kongres Rakyat Nasional dan wakil presiden Asosiasi Islam China.
Xinhua melaporkan bahwa asosiasi tersebut menyerukan “perdamaian” dan menetang kekerasan dan setelah serangan baru-baru ini di Turkestan Timur.
Omer Kanat, juru bicara Kongres Uighur Dunia yang berbasis di AS, mengatakan kepada Wall Street Journal pada hari Jumat bahwa imam itu memiliki reputasi sebagai alat bagi pemerintah China.
"Ketika sesuatu terjadi, pemerintah menyuruh dia berbicara dan mengkritik kegiatan etnis Uighur," kata Omer Kanat. (wb/muqawamah.com)