
Menanggapi deklarasi resolusi oleh sejumlah mahasiswa beberapa hari lalu yang mengatasnamakan mewakili Mahasiswa Indonesia, Forum Pemuda dan Mahasiswa Islam Indonesia (FPMII) wilayah Jawa Barat merespon dengan melakukan konsolidasi di Gedung ICMI Jabar, Bandung, Senin (30/01).
Konsolidasi yang melibatkan sejumlah lembaga kepemudaan dan lembaga mahasiswa dari berbagai wilayah Jawa Barat tersebut menyatakan, sikap untuk menyatukan dan mempererat ukhuwah islamiyah serta menolak resolusi sekelompok pemuda yang mengatasnamakan mewakili mahasiswa Indonesia, yang dinilai salah sasaran dan cenderung mendorong upaya rezim melakukan kriminalisasi terhadap salah satu Ulama dan juga seolah menuduh aksi umat islam Indonesia sebagai pemecah belah bangsa.
Melalui Ketua pelaksana Mashun Sofyan, menyayangkan upaya sekelompok oknum pemuda yang mengaku mahasiswa tersebut tidak mencerminkan sikap kritis terhadap Pemerintah, seharusnya perjuangan mahasiswa adalah melawan bentuk kebijakan-kebijakan Pemerintah yang dinilai mengkhianati rakyat dan mencoba melakukan kriminalisasi terhadap Islam, bahkan forum ini menilai sikap permusuhan terhadap Ulama merupakan salah satu ciri khas gerakan PKI.
Dikatakan Mashun, konsolidasi yang digelar FPMII Wilayah Jawa Barat adalah bentuk dukungan terhadap opini yang dijadikan sebuah resolusi oleh FPMII Pusat, dan akan segera diikuti oleh FPMII lainnya. Dalam forum konsolidasi tersebut, FPMII menyerukan agar pemuda dan mahasiswa islam Indonesia memperkuat ukhuwah Islamiyah, untuk terus melakukan pembelaan dari segala bentuk pembungkaman terhadap Islam dan Ulama, menyatukan barisan dan menjaga Indonesia dari berbagai macam gangguan, ancaman, dan salah paham yang dapat merusak aqidah Islamiyah dan keutuhan Indonesia.
Kepada pemegang kekuasaan, agar segera menghentikan politik adu domba dan berhenti menjadi kepanjangan tangan kebijakan Asing, mengingatkan seluruh elemen rakyat Indonesia untuk mewaspadai gejala gerakan kebangkitan PKI dengan cara memusuhi para Ulama, mengajak seluruh elemen bangsa Indonesia untuk menghidupkan Peradaban Dialog yang dapat mengikis kesalah pahaman antara anak bangsa sehingga tercipta kedamaian dan toleransi.
Mashun menambahkan, agar masyarakat Indonesia khususnya pemuda dan mahasiswa sadar kebijakan politik pemerintah, dan sadar media untuk dapat menilai mana pemberitaan yang baik dan mana yang tidak baik, palsu (hoax) untuk umat. “karena sampai hari ini masih banyak pemberitaan hoax yang menyudutkan ulama beredar namun tidak di blokir,
itu menandakan pemerintah melakukan pembungkaman terhadap ulama dengan membiarkan media penyebar hoax,” tutupnya. (Jabarpublisher.com)