Heboh! Poster Konsultasi LGBT Kampus Merebak di Dunia Maya -->

Kategori Berita

Jum'at, 11 April 2025

Iklan Semua Halaman

Heboh! Poster Konsultasi LGBT Kampus Merebak di Dunia Maya

Saturday, January 23, 2016
Kampanye LGBT di Kampus UI
Sebuah poster muncul di dunia maya menghebohkan sejumlah pengguna media sosial, Kamis (21/1). Dalam poster tersebut tertulis jika mahasiswa dari Universitas Indonesia (UI) menawarkan jasa konseling untuk kaum lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT).

Poster itu juga memastikan teman-teman tidak sendirian ketika melalui masa-masa sulit. Dalam kampanye di poster tersebut, dituliskan bersedia membantu pertanyaan dan menjawab tentang LGBT. 

Di dalam poster itu, terlihat empat foto mahasiswa dan mahasiswi dari UI. Di antaranya, Dimas Mahendra (Fakultas Psikologi UI), Luna Siagian (mahasiswi Ilmu Politik UI), Tegar Ramadhan (lulusan Sastra Perancis UI 2016), dan Firmansyah (lulusan Ekonomi Manajemen UI 2015). 

"Butuh waktu untuk bisa menerima bahwa seseorang dilahirkan dengan kecenderungan yang berbeda. Saya sempat menganggap diri saya kurang dan seperti produk gagal. Saya selalu berdoa kepada Tuhan agar saya disembuhkan dari ketertarikan yang sempat saya pahami sebagai dosa besar ini. Namun, ketika mulai mendapatkan informasi mengenai seksualitas, saya bisa menerima fitrah dari diri saya yang tidak sama dengan orang lain. Saya bersedia membantu Anda di masa-masa sulit," seperti yang ditulis Tegar Ramadhan di dalam poster tersebut. 

Sementara itu, tertulis juga "Support Group and Resource Center On Sexuality Studies" (SGRC) UI mengupayakan pemahaman yang lebih menyeluruh mengenai permasalahan gender dan seksualitas melalui seminar, diskusi, dan berbagai kegiatan lain. Di sana, mereka menyarankan untuk mengenal SGRC UI yang dimuat dalam situs www.Melela.org. 

UI Bantah SGRC Jadi Bagian Resmi Kampus 

 Universitas Indonesia (UI) menegaskan bahwa Support Group and Resource Center On Sexuality Studies (SGRC) yang memberikan konsultasi bagi lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT) bukan merupakan bagian dari UI. Pusat studi itu tidak pernah mengajukan izin kepada pihak yang berwenang di UI.

Kepala Humas dan KIP UI, Rifelly Dewi Astuti mengatakan UI sudah mengeluarkan pernyataan resmi tentang aktivitas kelompok SGRC. Rifelly mengatakan para pengurus SGRC akan dimintai keterangan oleh pihak rektorat terkait kegiatan mereka yang mengatasnamakan UI dan mencantumkan lambang makara di logo mereka.

"Sedang dipanggil sama Direktur Kemahasiswaan. Ini kan harus disikapi dengan bijak, dibahas dengan musyarawah dan dicari titik temunya," ucap Rifelly kepada detikcom, Kamis (21/1/2016).

Berikut pernyataan lengkap dari UI terkait aktivitas kelompok SGRC:

Sehubungan dengan sejumlah aktivitas yang dilakukan oleh kelompok yang menamakan diri sebagai SGRC (Support Group and Resource Center On Sexuality Studies), Kantor Humas dan KIP Universitas Indonesia (UI) meluruskan hal-hal sebagai berikut :

1. Dalam menyelenggarakan kegiatannya, SGRC tidak pernah mengajukan izin kepada pimpinan Fakultas maupun UI ataupun pihak berwenang lainnya di dalam kampus UI.
2. UI tidak bertanggung jawab atas segala kegiatan yang dilakukan oleh SGRC
3. SGRC tidak memiliki izin resmi sebagai Pusat Studi/Unit Kegiatan Mahasiswa/Organisasi Kemahasiswaan baik di tingkat Fakultas maupun UI
4. Untuk itu, dengan tegas UI menyatakan SGRC tidak berhak menggunakan nama dan logo UI pada segala bentuk aktivitasnya.
Demikian hal ini kami sampaikan agar dapat menjadi imbauan bagi SGRC pada khususnya dan seluruh civitas akademika UI.

Dalam websitenya di sgrcui.wordpress.com, SGRC memang mencantumkan nama UI di belakang nama organisasinya sehingga menjadi SGRC UI. Dalam logo SGCR juga mencantumkan logo makara UI. Di situs blog tersebut, SGRC menyebut sebagai organisasi mahasiswa di Universitas Indonesia yang bergerak pada bidang kajian pemikiran. Organisasi yang berdiri sejak 17 Mei 2014 ini mengupayakan pemahaman yang lebih menyeluruh mengenai permasalahan gender dan seksualitas melalui diskusi. Ada juga arisan bulanan antara sesama anggota yang membahas berbagai kajian seputar seksual, sampai mengadakan berbagai seminar tentang seksualitas. 

Tak Hanya di UI, LGBT Seperti Tumbuh Subur Di Kampus-Kampus Indonesia 

Menurut Rizqi Awal, Pendiri Yayasan Majelis Dakwah Islam, ia pernah diwawancarai seorang mahasiswi kampus UNPAD tentang LGBT.

"Beberapa waktu silam, saya pernah dimintai pendapat tentang hubungan LGBT. Tentu LGBT di dalam islam sangat terlarang. Mahasiswi itu sendiri menyampaikan bahwa ia telah mewawancarai juga pelaku LGBT dan mengetahui keberadaan komunitas homo dan gay di kampus tersebut," ujarnya saat kami lakukan wawancara.

Bahkan, menurutnya ada semacam komunitas "tak resmi" yang beredar di kalangan mahasiswa semasa ia kuliah tentang aktivitas menyimpang ini.

"Semasa aktif kuliah dahulu di UNPAD, sempat dapat selebaran IMAHO (Ikatan Mahasiswa Homo) dan isu seputar aktivitas mereka," ujarnya kembali.

Rizqi menyarankan bahwa seluruh kampus mulai berbenah, utamanya menseriuskan dalam mengajarkan pemahaman agama yang benar di tengah-tengah kampus. Mengingat pada dasarnya, LGBT di kehidupan kampus lahir dari interaksi sosial yang jauh dari makna ketaqwaan.

sumber: dari berbagai pemberitaan