
Lilin harapan sebagai tanda cinta #NyalaUntukYuyun hanya cerita basi. Mereka yang mengaku Pancasilais, yang katanya penerus perjuangan para pahlawan, adalah "Pendukung" lahirnya Tragedi Yuyun.
Saya pastikan, banyak Yuyun serupa yang pernah ada di negeri ini. Bahkan, mereka berakhir pada stress. Tak sedikit menjadi gila. Ada juga yang pada akhirnya terjun bebas ikut serta dalam dunia prostitusi.
Bagi saya, Negara Menjamin hak hidup pemerkosa, dan Negara membiarkan kekejaman pada korban perkosaan. Lihat saja, pelaku perkosaan hukuman maksimalnya kisaran 12 sd 15 tahun. Itu belum termasuk Remisi bila Pelaku berbuat baik. Dan ini, akan jadi "kewajaran" bila membludaknya kasus perkosaan.Toh bila korban tidak sampai mati, hukumannya hanya segitu.
Tapi bagi korban, prilaku yang diterimanya itu memunculkan trauma seumur hidup! Tidak cukup di situ saja, permasalahan yang bermula dari "minuman keras" itu telah jadi simbol perlawanan dan perusakan yang didukung tokoh publik. Pandji Pragiwaksono (Comics) ini adalah orang paling getol untuk kebolehan ganja dalam standar tertentu. Juga ada Ahok, yang kita temui foto-fotonya tersebar luas menyajikan Bir dalam jamuan tertentu. Apalagi negara, adalah pendukung keberadaan industri bir, itu dilihat dari tetap beroperasinya perusahaan tersebut dan pajak diambil oleh negara.
Para wanita, adalah korban. Dan mereka tinggal di negara yang dikuasai para bedebah. Bahkan, Film yang beredar kekinian, bertema "Ada Apa Dengan Cinta 2" disinyalir terdapat adegan ciuman. Lihat regulasinya untuk siapa? R+13, artinya anak 13 tahun boleh menontonnya. Dan film ini pun lulus Sensor.
Negara kalah oleh para Bedebah. Yang mendukung program, "penghinaan massal" perempuan dan generasi muda.
Desain negara ini, bukan nyaman untuk warga negara yang baik. Desain negara ini, nyaman untuk para pelaku bedebah! Dilihat dari semakin banyaknya kejahatan yang timbul.
oleh: Rizqi Awal,SE.Sy (Lembaga Analisis Politik Indonesia)
Komentar